Kontroversi adalah suatu pertentangan atau sebuah masalah yang memiliki
dua sisi berlainan. Banyak teori, buku dan film tentang masa depan yang
telah dibuat dan sebagian besar membuat kita menaruh harapan, sebagian
justru membuat kita merinding karena efek dari kecanggihan
masa depan. Kontoversi ini menimbulkan banyak pro dan kontra ditengah masyarakat.
1. Kontroversi Seks Di Masa Depan
Sahabat hanyalakukan.blogspot.com sejak manusia gua pertama kali menggunakan alat
pertamanya untuk mengukir sesuatu yang berbau porno menjijikkan, sudah
jelas bahwa sejarah manusia sebagian besar terdiri dari pemanfaatan
teknologi baru untuk kepuasan seksual.
2. Kematian Etika Dan Privasi
Salah satu contohnya adalah Google Glass. Ini adalah komputer yang dapat
dikenakan pada manusia dan sekilas terlihat seperti sebuah kacamata
Masalahnya berasal dari teknologi pengenalan wajah. Penelitian telah
menunjukkan bahwa teknologi ini dapat memilih orang-orang untuk keluar
dari kerumunan dan menarik hampir apapun pada mereka mulai dari gambar
Facebook, nomor jaminan sosial, profil Linkedin dan banyak lagi,
sehingga memiliki potensi besar untuk disalahgunakan, tetapi lebih dari
itu, bisa dibayangkan berarti kematian kebebasan pribadi (privasi).
Bayangkan sebuah dunia di mana setiap orang yang berpapasan dengan anda,
mereka dalam waktu singkat dapat mengetahui semua hal tentang anda,
mulai dari alamat, nomor telepon sampai ke hal-hal yang sangat pribadi
dan mungkin memalukan. Teman, kolega dan semua anggota keluarga anda
akan terungkap, termasuk hal-hal yang anda rahasiakan selama ini dimana
orang lain tidak boleh mengetahuinya.
3. Ruang Angkasa Punya Siapa?
Sebuah perusahaan bernama Planetary Resources dalam waktu dekat akan
segera memulai proyek mereka dalam menambang Asteroid.
Planetary Resources sempat mencuri perhatian beberapa tahun yang lalu.
Mereka adalah perusahaan yang mempunyai misi untuk menambang Asteroid.
Mereka menterjemahkan misi yang nyaris tidak mungkin tersebut menjadi
mungkin untuk mewujudkan. Langkah pertama yang mereka lakukan adalah
mendapatkan pendanaan untuk memulai proyek ini.
Eric Anderson dan Peter Diamandis yang mendirikan Planetary Resources
berhasil mendapatkan pendanaan di tahun 2012 lalu. Larry Page yang
merupakan pendiri Google merupakan salah seorang investor yang
mengucurkan dana untuk mereka waktu itu. Semenjak itu, tak ada kabar
terbaru yang datang dari Planetary Resources.
3 Tahun berselang, Planetary Resources (PR) bersiap untuk meluncurkan
satelit pertama mereka. Waw, mereka kini sedang melakukan lompatan besar
dengan melakukan sesuatu hal yang sama sekali baru. Menambang Asteroid.
Satelit pertama PR saat ini sudah berada di stasiun luar angkasa milik
NASA. Satelit ini tinggal menunggu jadwal untuk terbang ke satelit yang
akan di eksplorasi.
4. Ekspolarsi Perjalanan Yang Mematikan
Anda mungkin masih ingat ketika fiksi ilmiah menjanjikan bahwa
kita akan memiliki koloni di Mars suatu saat nanti. Ada alasan yang
sangat baik mengapa kita tidak melakukan perjalanan ke Mars saat ini.
Teknologi yang kita miliki sekarang belum cukup untuk melindungi anda
dari kematian. Para ilmuwan memperkirakan kemungkinan ledakan besar dari
radiasi matahari yang akan memusnahkan awak para penjelajah Mars. Tidak
mengherankan jika NASA tidak terlalu berminat untuk mengambil resiko
tersebut dan menolak untuk mengirim astronot kesana.
5. Perebutan Sumber Daya Alam Global
Rasanya kepala kita tidak bisa berpikir lebih jauh, memikirkan bagaimana
dunia yang kita tinggali ini memiliki persediaan air, makanan, dan
energi yang semakin menipis dan pemerintah harus bermain kotor untuk
tetap memenuhi kebutuhan penduduknya. Menurut para ahli, skenario mimpi
buruk ini akan terjadi tidak lama lagi dan kita tidak memiliki pilihan.
Sekarang ini masalahnya akan menjadi semakin besar dan besar. Mantan
kepala penasihat ilmiah di Inggris baru-baru ini mencatat bahwa
pemerintah sudah berpartisipasi dalam perampasan tanah untuk mengamankan
hak-hak pertambangan.
7. Kontroversi Kemiskinan Massal
|
|
Di benua seberang, sekitar setengah dari semua orang Amerika saat ini
tinggal dalam batas kemiskinan, dan tren penurunan ini tidak menunjukkan
tanda-tanda perbaikan. Sebagaimana kehidupan perlahan-lahan menjadi
lebih baik bagi orang-orang di negara berkembang, kehidupan justru akan
semakin buruk bagi negara-negara Barat, dan tampaknya itu adalah sesuatu
yang kita akan harus membiasakan diri. Sekarang ini menjadi perdebatan
bahwa sebagian besar anak-anak kelas menengah saat ini akan lebih buruk
daripada orang tua mereka, sementara mereka yang berada di bagian bawah
akan lebih buruk dari sebelumnya. Tinggal di negara-negara kaya dengan kelas menengah yang sedang
berkembang, mungkin kebanyakan dari kita telah terbiasa membaca hal ini
dengan tingkat kenyamanan tertentu. Namun, di Eropa dan Amerika, semua
stabilitas tersebut akhirnya mulai memudar. Dalam penelitian terbaru,
Palang Merah Internasional menyatakan bahwa “sementara benua lain
berhasil mengurangi kemiskinan, kemiskinan di Eropa justru bertambah,”
sebelum ada catatan yang mengatakan bahwa masa depan Uni Eropa mungkin
akan terjadi eksodus masal dan kemiskinan yang merata.
8. Nasib Para Pengungsi Iklim Global
PBB melaporkan kenaikan jumlah pengungsi tertinggi
karena perubahan iklim. Meskipun anda berpikir bahwa perubahan iklim global yang diakibatkan
oleh ulah manusia adalah omong kosong, namun tidak mungkin kita
menyangkal fakta bahwa planet kita ini semakin panas. Komisi Tinggi
urusan Pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNHCR) memperingatkan
bahwa bencana alam sehubungan dengan perubahan iklim dan menyusutnya
sumber daya alam seperti air membuat penduduk di negara-negara
berkembang terpaksa mengungsi. Dengan menyusutnya gletser di Pegunungan
Rwenzori Uganda dan di pegunungan Himalaya Nepal, menguapnya
danau-danau di Mali Chad, serta Ethiopia, dan erosi tanah karena
penggundulan hutan di Haiti. Para pengungsi di seluruh dunia naik
sebesar 3 juta orang.
Ini bukan hanya isu di kalangan akademis. Di suatu tempat seperti
Bangladesh, akan menghadapi kemungkinan yang sangat nyata negara ini
lenyap dalam 50 tahun ke depan, karena secara bertahap sekitar 30 juta
orang penduduknya akan mengungsi ke suatu tempat.